Pengamen

        Siapalah orang yang ingin menjadi pengamen? tentu semua orang tidak mau.. begitupun dengan pengamen itu sendiri, jika dia mempunyai pekerjaan atau pilihan lain selain menjadi pengamen tentu dia tidak akan menjadi pengamen. namun apa daya jika takdir berkata lain?? mereka semua bisa apa? untuk menyambung hidupnya hanya itulah satu-satunya cara, karena persaingan kerja pada jaman sekarang ini sangatlah padat. 
             Pendidikan adalah hal yang sangat penting untuk masa depan kita semua tetapi bagai mana dengan nasib mereka diluar sana? bisa makan saja mungkin mereka sudah bersyukur bagaimana dengan membiayai pendidikannya untuk masa depannya nanti? memang dana BOS sudah diterapkan, tetapi masih belum merata bahkan ada pula yang dipersulit.. oleh karena itu hanya dengan menyisihkan sebagian uang kita kepada mereka itu sudah cukup membantu beban yang di pikul oleh mereka. saya mempunyai satu contoh kasus yang nyata yang saya temukan di komplek perumahan saya.
              Banyak pengamen yang silih berganti datang tak kenal waktu dan kondisi yanng membuat si empunya rumah marah.. bahkan ada yang mengusirnya secara kasar atau ada banyak pula yang menutup pintu dan pagar mereka rapat-rapat agar pengamen tidak datang, begitupun dengan pengamen yang kemarin datang ke rumah saya, dia memang sering sekali mengamen di daerah rumah saya, keluarga saya pun tidak asing dengan mukanya. namun pada suatu hari dia sempat ngamuk-ngamuk layakny orang yang kehilangan akal. karena dia teriak-teriak sehingga seluruh tetangga dan keluarga saya datang untuk melihatnya. alangkah mirisnya apa yang dia katakan, ternyata sudah hampir setengah harian penuh dia mengamen di bawah terik matahari yang setia menemaninya dan perjalanan jauh yang ia tempuh tidak sesuai dengan apa yang dia dapat.. dia hanya baru mendapatkan 1000 rupiah saja itupun hanya baru orang tua saya yang memberinya..
                 Karena orang tua saya selalu menyisihkan bahkan di tempatkan uang 1000 rupiah hanya khusus untuk memberi pengamen, bahkan pintu rumah saya selalu terbuka lebar untuk para pengamen. bahkan tak jarang orang tua saya selalu menunggu para pengamen itu singgah dirumah. orang tua saya bilang: "siapa tau rejeki mereka lewat tangan kita walaupun hanya 1000 rupiah". bertambahlah suatu pelajaran yang sangat berharga dalam hidup saya. sungguh betapa bangga dan bahagianya saya mempunyai orang tua seperti itu.

Komentar

Postingan Populer